Pages

Tuesday, December 3, 2013

Yaa Rabb, Negeriku sakit



Bagi saya pribadi, tanggal 1 s/d 7 Desember 2013 sudah saya tandai sebagai MDN a.k.a Momen Duka Nasional. Semua pasti sudah bisa menebak arah bahasan saya, ya.. tentang program pemerintah dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia dengan menggelar PKN a.k.a PEKAN KONDOM NASIONAL, membagi-bagikan kondom dengan cuma-cuma di kampus-kampus dan pusat keramaian lainnya.
Mengapa saya sebut program pemerintah?
Karena pihak yang di complain saling tunjuk ke yang lain. " Bukan Menkes tapi program KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional) yang langsung diketuai oleh Presiden". Nah, info dari yang tahu dan paham tentang peraturan-peraturan atau ketetapan-ketetapan negara, wakil ketua KPAN itu ya Menkes. (-___-")a.
Bukankah pembentukan suatu tim kerja dalam organisasi itu untuk saling bekerjasama demi menyempurnakan program yang positif ?! Kalau ada yang salah ambil keputusan ya wajibnya yang lain untuk mengingatkan, begitu khan?!

Ok, siapapun penggeraknya lah ya,
Jika alasan yang dikemukakan adalah untuk mencegah peningkatan penyebaran virus HIV, maka sila baca TL Ust. Fatih Karim, Ust. Felix Siauw, Bpk. Jamil Azzaini, dan banyak yang lainnya mengulas tentang ini. Kurang lebih seperti berikut cuplikannya:
" Pori-pori kondom 1/60 mikron dalam kondisi normal dan membesar menjadi 1/6 mikron saat dipakai, sedangkan ukuran virus HIV hanya 1/250 mikron "
Maka, amankah? Bisa mencegahkah? Jangan berangkatkan jawaban langsung dari otak, serahkan ke hati dulu, baru olah sempurnakan di otak.

Mungkin bisa mencegah kehamilan, ya..saya bilang mungkin karena tidak ada setitik hal pun di dunia ini yang lepas dari kuasa dan kehendak Allah. Tapi ini bukan sekedar kehamilan, ini HIV, ini AIDS, beliau-beliau orang medis yang tentunya paham sekali akan hal tersebut, tapi mengapa malah melebarkan nampan dengan tidak memperingatkan?

Mengapa disebarkan di kampus-kampus? Apakah meyakini para mahasiswa tersebut pelaku utama free seks? Apakah menganggap perilaku itu sudah umum dilakukan mereka? Ataukah ada data yang mendukung misalnya mayoritas (dalam prosentase yang bisa disebutkan) penderita HIV/AIDS adalah dari kalangan mahasiswa, sehingga diputuskanlah bahwa tempat penyebaran kondom tersebut di kampus-kampus? Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa nanti bisa jadi bocah SD juga dibagi.

Program ini secara terang-terangan merampas kebebasan anak negeri. Bagaimana tidak, sila hitung sekarang, berapa banyak orang tua di masa kini yang tega melepaskan anak mereka untuk berangkat kemana-mana sendiri, pun jarak sejengkal di depan rumah?
Betapa makin beratnya tugas para orang tua yang harus super extra ketat mendidik dan melindungi buah hatinya.

Tidak bisakah pembesar negeri ini membuat program yang tidak menjijikkan? Walhal keluarganya, anak cucunya pun juga terancam efek program ini, mengapa diam? Sudah yakinkah bahwa keluarganya super aman?

Umat dari agama mana yang mengaminkan dan mengijinkan buah hatinya bersimbah maksiat?
Saya bukan orang suci, memang bukan. Juga bukan orang alim. Saya pendosa yang terus memohon penerimaan taubat, mencoba menghisab diri dalam taat. Tapi bukan berarti saya harus diam saja melihat maksiat yang jauh lebih parah membudaya di negeri ini.
"Ah, kayak gak pernah muda aja", justru karena pernah muda dan masih diberi kesempatan bertaubat seiring menua usia. Tapi yakinkah anak-anak kita akan berkesempatan menua?
Bisa jadi mereka menghadap terlebih dahulu sebelum sampai pada titik pertaubatan.

Semoga Allah melindungi kita dari rasa bosan ikut berteriak walau dianggap kentut yang merdu di telinga mereka.

Allah Yaa Qarib, ampunkan hamba karena memilih kalimat yang kasar ini, hamba takut pertanggung jawaban nanti karena mengetahui dan hidup di negeri sejuta luka oleh penguasa ini. Apa yang sudah hamba perbuat ketika terjadi hal ini? Ampunkan hamba...

Yaa Rabb'ku yang Maha Sempurna,
Walau dibiaskan sejuta tabir, kami yang bodoh ini Engkau beri paham bahwa program ini ditunggangi pihak-pihak yang berlimpah manfaat atas pelegalan ini.
Bukan kami tenggelam pada riuh kasus ini, tapi kami peduli akan rasa sakit negeri ini.
Lindungi kami dari halalnya azabMu
Lindungi penerus kami dalam damai kasihMu.
Allahu Rabbi, kasihi kami, kabulkan doa kami yang hina ini, sembuhkanlah negeri kami ini.




No comments:

Post a Comment