"Share info penutupan jalan dear Sahabat/Family :
Sehubungan dengan adanya kegiatan perdana :"Internasional Mandiri Jakarta Marathon" yang akan berlangsung hari Minggu ini, 27 Oktober 2013, sebagian ruas jalan Jakarta akan ditutup mulai jam 02.00-12.00 WIB. Rute Share info penutupan jalan dear Sahabat/Family: Sehubungan dengan adanya kegiatan perdana: "Internasional Mandiri Jakarta Marathon" yang akan berlangsung hari Minggu ini, 27 Oktober 2013, sebagian ruas jalan Jakarta akan ditutup mulai jam 02.00 sd 12.00 WIB. Rute Jakarta Marathon akan Start jam 05.00 mulai dari MONAS - BUDI KEMULIAAN - ABDUL MUIS - GAJAHMADA - HAYAM WURUK - KOTA TUA - KEMBALI KE STASIUN BEOS - PEREMPATAN HARMONI - belok kir ke IR JUANDA - GED KESENIAN - POS INDONESIA - GEREJA KATHEDRAL - MESJID ISTIQLAL - VETERAN - SEKNEG - MEDAN MERDEKA BARAT - THAMRIN - BUNDERAN HI - IMAM BONJOL - BELOK KANAN KE KUNINGAN RASUNA SAID - BELOK KIRI KE GATOT SUBROTO ARAH PANCORAN - PUTAR BALIK DI BAWAH PATUNG PANCORAN - SEMANGGI - BELOK KIRI KE GERBANG PEMUDA - ASIA AFRIKA - LURUS KE HANG TUAH HINGGA PLN - BELOK KE SISINGAMANGARAJA - BUNDERAN PATUNG PEMUDA - SUDIRMAN - THAMRIN - BUNDERAN PATUNG KUDA - FINISH DI MONAS4 Rute TRANSJAKARTA akan tertunda operasi hingga jam 12:00 :- BLOK M - KOTA- GROGOL - PULO GADUNG- GROGOL - CILILITAN- GEDUNG LANDMARK - RAGUNAN Pintu Masuk/Keluar TOL DALAM KOTA juga akan ditutup sementara :- SEMANGGI- PANCORAN sepanjang Rute Jakarta Marathon, akan ada 17 Panggung Festival Seni Budaya untuk memberikan semangat kepada para pelari sekaligus memberikan hiburan kepada masyarakat yang diharapkan juga turut untuk meramaikan dan memberikan semangat kepada pelari. Mohon informasi ini disebar luaskan kepada teman, saudara dan masyarakat agar menjadi maklum dan merencanakan kegiatannya secara lebih cermat.
---***---
26 Oktober 2013
Sehari itu saya mendapatkan banyak broadcast berisi pesan di atas. Dalam hati cuma tersenyum, bukan sombong ataupun menyepelekan, tapi karena yakin "Apa sih yang nggak mungkin kalau ada Allah?!". Bukan hanya sekali atau dua kali Allah mempermudah perjalanan saya ke majelis, tapi selalu. Jadi tidak ada alasan bagi saya untuk ragu.
Bahkan ada beberapa sahabat yang malah melarang saya untuk berangkat karena mereka sangat khawatir jika terjadi sesuatu. Tidak bisa sampai tujuan dan bahkan kesulitan untuk kembali. Saya berterima kasih sekali atas perhatian dan kekhawatirannya, tetapi saya sudah amat sangat kangen pake sekali dengan kajian bersama. Bulan kemarin saya sudah absen karena jadwal yang biasanya akhir bulan, jadi dipindah ke minggu ketiga, sehingga tabrakan dengan jadwal lain. Kondisi darurat, saya perlu recharge asupan gizi untuk qalbu hehehe.
Jadi, saya memutuskan untuk tetap berangkat. No matter what will happen, I'm sure that Allah will guide my way.
27 Oktober 2013
Seperti biasa terbangun pkl. 03.00 dini hari, mandi dan dilanjut tahajjud. Saya mohon semohon-mohonnya untuk diperlancar perjalanan kesana, bisa sampai tepat waktu, dan mampu menyerap ilmu dengan baik sehingga bisa saya share ke yang lain yang mungkin tidak berkesempatan ataupun berhalangan hadir.
Dan semoga Allah memberkahi saya dengan ampunan dosa, kesempatan memperbaiki diri dan menjadi salah satu dari sedikit yang bisa menebar manfaat bagi sesama.
Ba'da sholat Shubuh dan mempersiapkan diri, pkl. 04.45 saya meluncur ke stasiun karena jadwal kereta paling pagi ada di jam 05.15. Kenapa saya ambil jadwal yang paling pagi, karena perjalanan dari Karawang ke St. Senen membutuhkan waktu kurang lebih dua jam, kajian dimulai pkl.07.00 dan saya tidak ingin terlambat sampai di kajian.
Sepanjang perjalanan saya berdzikir seperti biasanya. Pasrah, kalaupun tidak bisa sampai di Istiqlal, Insya Allah atas izinNya pasti ada hikmah yang indah.
Alhamdulillah, benar saja, kereta berkali-kali berhenti dengan waktu yang cukup lama karena harus mendahulukan kereta jarak jauh. Ujian kekhawatiran, hahaha..
Saya orang yang paling takut dan tidak suka tidak tepat waktu, karenanya bagi saya itu adalah ujian saya karena Allah ingin saya berlatih untuk pasrah hanya kepadaNya. Senyum saja, istighfar, semua atas kehendak Allah.
Saya alihkan pandangan ke para penumpang, karena saya juga hobi mengamati interaksi, sering bisa jadi sumber inspirasi.
Ada yang tidur molor (saya juga sempat tertidur, sampai akhirnya kepala saya kejedot jendela kereta).
Ada yang asyik merokok, padahal ini di dalam kereta yang sudah dipasang AC (#prihatin, entah mereka benar-benar tidak tahu atau tidak mau tahu)
Ada yang riuh berbincang dengan pennumpang yang lain.
Dan pada akhirnya mata saya tertuju pada sepasang suami istri yang sangat sederhana dengan bayi mereka yang mungkin masih berumur 7-8 bulan. Karena di samping saya, maka saya tidak bisa melihat wajah mereka, yang terdengar hanya saat mereka berbincang. Halus tutur bahasanya ke pasangan, sang istri telaten, kalem, dan terkesan benar-benar menghormati suaminya. Bergantian merawat anaknya yang lonjak-lonjak di pangkuan, jika sudah keterlaluan, dia hanya menegur dengan lirih dan anaknya pun langsung duduk tenang lagi sambil tetap ceria. Penasaran sekali saya, seperti apa wajah mereka.
Allahu Yaa Rabb, ternyata sang suami mengalami kebutaan permanen, sepertinya sejak kecil. Tapi sang istri sama sekali tidak terlihat minder, bahkan sangat menghormati suaminya.
Saya benar-benar kagum dan menaruh hormat pada mereka. Lagi-lagi Allah kirimkan cerita untuk pembelajaran saya untuk terus ikhlas berucap syukur atas nikmatNya.
Kereta merapat sudah di stasiun Senen. Langit sudah terang, dan jika dihitung seperti biasa, mungkin total keterlambatan itu bisa sampai hampir satu jam, "bener telat ya, nggak pa-pa lah. Alhamdulillah selamat sampai disini" ujar saya dalam hati sambil melirik jam dinding di stasiun. Eits, saya kembali terperanjat melihat jam itu, sampai saya berhenti tepat di depan jam itu. "Kok masih 06.45?!. Belum juga percaya, saya cocokkan dengan jam di hp, benar, sama, masih 06.45.
Subhanallah, benar-benar luas kuasa Allah.
Girang sekali saya, lari ke depan untuk langsung hunting bajaj. Harusnya bisa P20 atau busway, tapi khan jalurnya di blockir, ini juga naik bajaj kemungkinan saya masih harus berjalan beberapa puluh meter untuk bisa sampai di Masjid.
Ada bajaj lama yang kondisinya sudah rapuh, dan pengemudinya juga sudah lumayan sepuh. Beliau merapat, "Mau dianter Neng?"
"Mmm...Iya Beh, bisa minta tolong dianter ke Istiqlal? Terserah babeh lewat mana, yang penting jarak yang paling deket yang saya nggak terlalu jauh jalan ke masjidnya, khawatir telat Beh"
Eh ada tukang ojek ikutan nimbrung, "kagak bisa kesitu juga, pan jalannya di blockir"
Bapak sopir bajaj tersenyum, "Udah Neng, masuk aja, babeh anter"
"iya deh Beh, makasih"
Sebenarnya saya agak aneh juga dan kaget sekaligus waspada, ini jalan kemana di luar rute gmap yang juga saya buka. Mau kemana ini si Babeh. Astaghfirullah al adziim, istighfar biar dijauhkan dari suudzon, babeh ini kelihatan polos dan baik. Saya akan ke tempat baik, tidak mungkin saya tidak dilindungi. Sepertinya jauh sekali jaraknya. Keluar masuk gang sempit dengan kecepatan rendah (mungkin karena kondisi bajaj yang sudah rapuh juga). Tiba-tiba bajaj berhenti, "Neng, udah sampai".
Saya tersadar dan sekali lagi terperanjat, di depan mata saya sudah gerbang masuk Masjid Istiqlal. Subhanallah, tanpa saya harus berjalan jauh dan masih 5 menit sebelum kajian dimulai.
Sejurus kemudian sudah saya dapati bahwa saya sudah berwudhlu dan mendapat tempat strategis seperti biasanya. Saya gelar sajadah dengan mengucap bismillah, istighfar dan tasbih, saya mulai sholat tahiyatul masjid dan dilanjut dengan dhuha. Demi Allah girangnya hati saya dan ingin sekali berurai syukur pada Ilahi Rabbi atas skenario indah di awal hari itu. Sekaligus mendoakan kemuliaan kepada orang-orang yang sudah memberi saya pelajaran tambahan di sepanjang jalan.
See, jika diceritakan kembali ternyata luas sekali berkah Allah di setiap nafas kita, khan?!
Ternyata juga, apa yang saya alami di setiap perjalanan termasuk perjalanan kali ini, dibahas oleh KH. Ahmad Kosasi M.Ag yang membuka kajian pagi itu. Apa saja isinya? I'll share to you in the next chapter, karena materi kajian kali ini padat merayap, jadi akan saya bagi menjadi beberapa judul. Termasuk materi tafsir oleh Ustadz Slamet Ibnu Syam, dan juga materi dari Ustadz Yusuf Mansur.
O ya, di acara tersebut hadir juga Bpk. Gita Wiryawan yang sedikit berbagi tentang ekonomi di negeri ini. Satu lagi, di tengah berjalannya pengajian, saya mendapat seorang saudara lagi, namanya mbak Linda. She's nice dan untuk kajian berikutnya, kami akan janjian untuk bertemu lagi, Insya Allah semoga Allah mengizinkan.
Well, sekian dulu opening story untuk kajian Istiqlal kali ini.
Saling mendoakan semoga diberkahi usia, kesehatan, dan kesempatan untuk terus berbagi ya.
Jazakumullah khairan katsiran.