Pages

Wednesday, October 30, 2013

Smart Broadcast Messages



Tadinya saya mau mendahulukan posting lanjutan tentang materi kajian bulanan Istiqlal, tapi saya pikir posting ini yang mesti saya publish dulu. Terlambat mungkin, tapi lebih baik saya posting untuk mengantisipasi jika ada kejadian yang sama di masa mendatang.

Posting kali ini muncul karena baru-baru ini saya sering sekali menerima broadcast messages (BM) yang tidak jelas asal muasalnya. Dikemas sedemikian rupa dengan kata pengantar yang panjang dan lebar  untuk menimbulkan kesan bahwa sang pengirim BM peduli.
Di dalamnya, disertakan sebuah link yang jika kita click maka akan langsung merujuk ke satu alamat web untuk mendownload sebuah video mesum, dan yang baru sekali terjadi adalah video beberapa pelajar di sebuah sekolah menengah pertama.

"Lihatlah video ini, mau jadi apa bangsa kita jika generasinya seperti ini? Bagaimana orang tuanya jika mengetahui inilah yang telah diperbuat anak-anaknya. Bla..bla..bla..dan seterusnya dan sebagainya". Kurang lebih seperti itulah kalimat dalam pesan tersebut. Seolah-olah dia peduli, seolah-olah dia marah dengan kejadian tersebut, seolah-olah dia 'mengutuk'.

Menurut saya, jika memang si pengirim merasa prihatin dengan kondisi moral negeri ini dan ingin kejadian tersebut diusut lebih lanjut sebagai langkah pemberantasan, alangkah lebih baiknya jika video tersebut diserahkan kepada pihak yang berwajib. Bukan malah disebar luaskan melalui social media. Amat sangat mungkin pesan tersebut sampai kepada anak-anak di bawah umur, secara di negara kita yang kaya ini, para orang tua banyak yang dengan senang hati memberikan apapun yang diminta anak-anaknya walaupun dengan harga selangit  walaupun minim manfaat. Hanya sekedar untuk pasang aksi dan jaga gengsi.

Bisa jadi video tersebut malah menjadi contoh untuk anak-anak yang kurang mendapat pendampingan dan bimbingan dari orang tuanya. Yang terjadi kemudian, mereka tergelitik untuk ikut mencoba, meniru perilaku yang kurang pantas seperti itu. Semakin memperburuk kondisi kesusilaan di negeri ini bukan?!

Atau bahkan menjadi koleksi pribadi bagi sebagian orang dengan hobi semacam ini. Naudzubillah. 
Bukan menghasilkan penyelesaian, tetapi cenderung menjadi perbincangan kosong, bahkan bahan candaan.

Saya sendiri, saat menerima BM dan membaca isi pesannya yang menjurus ke video tersebut, langsung menanyakan kepada para pengirim, herannya saya bahwa isi percakapannya hampir sama.
Saya     : "Ini video apa? Apa video mesum anak SMP itu?"
Teman  : "Kamu udah lihat? Ih, aku sampe kaget liatnya pas tadi abis nerima BM, mau jadi apa negara ini mbak, generasinya bobrok. Gimana sich ortunya kalo ngedidik"
Saya    : "Oh nggak, aku nggak liat. Cuman aku udah baca beritanya di internet. Dari kata-katanya aku udah curiga kalo video itu yang dimaksud. Udah diusut ama polisi kok"
Teman  : "Oh, kirain liat juga. Gimana sich ya mereka tuh bla bla bla bla (dengan maksud mulai menggunjingkan)".
Dan percakapan selanjutnya adalah, saya menganjurkan agar jika menerima BM semacam itu, jangan lagi disebar, lagipula kasus tersebut malah sudah ditangani polisi.

Sikap saya mungkin mengecewakan bagi sebagian orang yang suka langsung komentar jika ada kejadian yang sedang ramai diperbincangkan, dan malah menambah gempar. Namanya juga negeri sejuta komen, udah seru-seru mengawali pembicaraan, eh ternyata lawan bicara tidak menimpali seperti yang diharapkan. Hehehehe Maaf ya bukan hobi saya..

Ayolah lebih bijak untuk selektif dan tidak mudah terprovokasi dengan berita yang kurang bermutu, takut jatuhnya jadi ghibah atau bahkan fitnah. Pilah pilih mana yang pantas dan perlu untuk di broadcast dan kemana harus disalurkan. Jangan malah nantinya kita yang menjadi salah satu penyebar kemaksiatan. Naudzubillah.

Bukan bermaksud untuk menggurui ataupun sok bijak, saya hanya mengajak untuk sama-sama berupaya menyelesaikan bukan malah menjadikan bahan gunjingan. Lakukan walau sedikit.

Semoga bermanfaat dan maaf jika kurang berkenan.

Jazzakumullah khairan katsiran.

No comments:

Post a Comment