Pages

Friday, September 20, 2013

Sleepy creation - Danboo'kuuu...



Entah kenapa sehari kemarin itu isinya ngantuk melulu. Sejak dari bangun sholat shubuh agak kesiangan, baru bangun jam 5.00 itu juga karena kaget ada yang buka pintu gerbang kenceng banget. But thanks anyway, apapun itu yang penting saya kebangun.
Mandi hampir aja nyungsruk karena mata kayak dipasang magnet, pinginnya lengket terus.
Saya kira dengan bergulirnya waktu ke arah siang hari, kantuk saya akan menghilang, ternyata tidak sama sekali, bahkan semakin menjadi, sampai berdiri saja seperti melayang hilang keseimbangan.

Kalau untuk shalat, mata saya menyala, tapi saat kembali ke kursi dan menghadapi script di monitor, mata ini kembali meredup. Bukan malas, tapi kantuk itu benar-benar yang terparah. Secangkir kopi sudah habis, cuci muka, berwudhu, bergerak sedikit, mengangkat tangan yang kata para ahli berguna untuk memperlancar sirkulasi darah, dan asupan oksigen juga sudah. Tapi kantuk ini masih gigih menyerang.

Astaghfirullah al adziim Yaa Rabb, kenapa ini kenapa...
Tiba-tiba saja rekan kerja saya menanyakan "gimana mbak? jadi bikin danboo'nya kemarin?"
"woh ya jadi dong, kenapa? mau?" saya seperti terbangun dari mimpi, ya..mata saya akan selalu menyala saat saya melakukan kegiatan yang bertema keterampilan tangan.

Kebetulan sekali rekan kerja saya mengangguk "boleh mbak, coba yuk"

Waaaahhh....bikin dech saya...cutting sana cutting sini, gunting sana gunting sini, lipat-lipat, sayat, putar...lem semua bagian daaaaannnn TAA DAAAAAA..... jadilah si kotak DANBOO....

Ekspresi tanpa dosanya sungguh menggemaskan, kami semua tertawa geli melihatnya, daaaan baiklaahh...muncul ide baru lagi, mau diapakan Danboo ini...?
Akhirnya saya buat beberapa foto yang jika dirangkai bisa menceritakan tentang satu sesi kecil di keseharian Danboo.

Walaupun sebenarnya Danboo ini bukan barang baru, tapi di kantor ini baru saya yang bikin lucu-lucuan begini. Seruuuu...
Dan hasilnya, hari ini rekan kerja yang lain ikut minta tolong dirangkaikan. Ada yang pakai seragam kantor, ada yang warnanya agak pucat karena dasar kertasnya biru.
Apapun bentuknya, it's fun for me....soooooo fun......

Dan ini juga merupakan satu tips jika anda semua terserang penyakit kantuk yang naudzubillah dahsyatnya mwehuehue...
Coba alihkan perhatian sejenak dari bergumul dengan hal-hal yang menjemukan ke kegiatan kecil apapun yang positive...dan sejurus kemudian...it's gonna be a fun story...Like mine... v(^,^)v

Eh, lupa,,, ini satu sesi kecil dari cerita si Danboo and Me...



01. Danboo ngadu, tapi entah apa yang diadukannya, saya kurang paham, tapi ngotot banget nunjuknya.



02. Karena saya tidak juga paham dengan maksud si Danboo, dengan perlahan dia berjalan mendekati sesuatu yang ditunjuknya. Yaa Rabb, ternyata dia takut dipelototi sama Angry Bird di mug saya.


03. Ketika saya bilang "halah udahlah, itu khan cuma gambar aja. Sini dipinggirin sama saya", eh tapi dia kecewa sepertinya. Dengan gontai dia berjalan menjauh.
04. Tapi akhirnya saya tidak tega juga. "Yuk, sini, mau gendong?", sambil dalam hati bergumam "hmmmm dasar bocah!"

READ MORE >>>

Thursday, September 19, 2013

Bu Mimin, Another great story at St. Bekasi



Wanna share dikit tentang cerita Bu Mimin yang bertemu dengan saya di stasiun Bekasi bersama cucunya menjelang ramadhan kemarin, "Ibu ama Dimas teh habis dari kondangan, Neng!" begitu ucapnya.
Awal bertemu, seperti biasa, saya bisa langsung mengakrabkan diri, saling tegur sapa, dan bercanda karena sama-sama tidak ikut terangkut kereta jam 15.00, saking penuhnya KRD Purwakarta untuk bertolak ke Karawang. So, untuk mengusir kejenuhan yang akan kami lalui kurang lebih selama 2 jam hingga datangnya kereta berikutnya, kami ngobrol ngalor ngidul sampai pada pertanyaan beliau tentang saya yang pendatang di Karawang.
Tersenyumlah saya mengawali cerita, singkatnya, kisah pribadi saya juga tersampaikan.
Usai bercerita, kagetlah saya karena Bu Mimin sudah berurai air mata. Dan mulailah beliau menceritakan kehidupannya, tanpa saya harus bertanya.

Di usianya yang bukan muda lagi, mendekati 70 tahun (saya kira malah masih 50an), Bu Mimin pingin banget hidupnya tenang untuk ibadah. Bu Mimin ingin cerai sah secara hukum negara dari suami yang ternyata diketahui sudah menikah lagi secara sirri dengan wanita lain.
Bu Mimin sebenarnya sudah ditalaq 3 oleh sang suami, tapi suaminya tidak mau menyelesaikan masalah tersebut ke pengadilan, ujung-ujungnya minta rujuk lagi. Walhal setelah tiga khan sudah tidak boleh rujuk lagi sebelum dinikahi orang lain. Akan tetapi niat tersebut mendapat tentangan dari anak-anak beliau.

Menurut anak-anak Bu Mimin, "udah ah, Mamah udah tua ini khan, ngapain pake cerai segala, apa mamah mau nikah lagi?", begitu anak-anak beliau berucap. Kembali beliau terisak.

Mencoba menerka apa yang ada dalam pikiran beliau, sambil saya peluk, "Ibu ngeganjel karena merasa masih ada masih ada tanggung jawab sebagai istrinya bapak karena masih terikat surat itu?"
Si Ibu mengangguk tapi makin kenceng nangisnya, ampun dah. Agak panik juga, kawatir disangka orang beliau saya apa-apain lagi ya mwehehehe, tapi kalem aja, saya sodorin tissue dulu ah...

"Iya Neng, ibu takut dosa. neng mah bisa ngerti perasaan ibu yak, nikah ama bapak ini ibarat orang dagang, boro-boro dapat untung, yang ada malah buntung, tekor. Lagian khan dia juga udah punya istri lagi di Cirebon sana, sekarang juga tinggal sama istri mudanya, ngontrak, ninggalin ibu sama anak-anak gitu aja. Terus kenapa dia gak mau ngurus cerai ke pengadilan, main talaq semaunya. Ibu dah sakit banget Neng, dari muda ibu dibikin gini. Kalau aja ibu punya penghasilan sendiri kayak Neng, mungkin udah dari kemarin-kemarin ibu urus semuanya.
Waktu itu ya, dia juga selingkuh ama istri temannya sendiri, sampai punya anak satu hasil hubungan gelap tea. Dan akhirnya temannya meninggal karena tertekan. Trus gara-gara kasus itu, suami ibu teh akhirnya dipecat dari kantor karena dianggap mencemarkan nama baik perusahaan, gitu lah. Tapi bukannya nyadar, selingkuhnya masih lanjut, dan balik lagi sama wanita itu.
Anak-anak masih kecil, ibu pontang-panting sendiri biar anak tetep tercukupi, bapak minggat gitu aja ama wanita lain, pulang semaunya, pergi sesukanya."
"Anak-anak ibu teh gak mau ngerti, Neng. Selama 37 tahun ibu nikah sama bapak, ibu ALHAMDULILLAH dapat anak sama cucu. Rumah gak ada, tabungan gak punya, cuman punya piring ama sendok sepasang. Bagi Ibu, ketimbang bikin beban di hati ibu ya, mending udah kalau diselesaiin semua. Kalo ibu mau nikah sirri ama yang lain mah bisa aja ya Neng yak, orang talaq'nya udah sah ini secara agama, Ustadz di tempat ibu juga bilang kalo sebenernya mah udah sah. Tapi nikah gitu teh nikah boong-boongan, nikah mainannya anak kecil, abis bilang sah, udah aja, mau kemana-mana gak ada ngerasa keiket tanggung jawab tertulis".

Begitulah panjang lebar cerita Bu Mimin yang tidak berusaha saya hentikan, biar lah beliau merasa lega walau hanya dengan bercerita.

Dari secuil kisah Bu Mimin, saya jadi jauh lebih bersyukur. Allah kasih berkah yang melimpah dan luas buat saya, kemudahan menyelesaikan permasalahan, pekerjaan, baik-buruk sikap dan sifat saya. Semua orang pasti diberi ujian oleh Allah yang Dia Maha Tahu bahwa kita mampu menyelesaikannya dengan indah.
Bagi para pria, ini juga pelajaran berharga, kalau ngaku pria ya mesti berani tanggung jawab, berani tegas, berani melindungi keluarga. Kalau nggak berani, jangan marah jika someday ada yang manggil dengan sebutan "NOBITA", mwehehehe.

Semoga Bu Mimin diberi kelapangan kesabaran, saya ikut doain.
Juga buat semua yang sedang menghadapi masalah pelik dalam kehidupannya, sabar aja, tawakal, ikhtiar, jujur, dan tegaslah pada kehidupan masing-masing.
Masalah tidak akan selesai hanya dengan mengeluh dan merenung.
Yang perlu dipikirkan adalah solusi tindakan untuk segera menyelesaikan. Mohon dituntun sama Allah, Insya Allah tidak akan ada yang berat, tidak akan ada yang sulit.


رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
READ MORE >>>

Wednesday, September 18, 2013

The Story of Mudik tahun ini : Doa sepanjang jalan


The Story of Mudik, Karawang - Bandung - Surabaya - Malang, 1Syawal 1434 H



Perjuangan lebaran tahun ini memang agak terasa maksanya karena tahun lalu sudah tidak mudik.
Tiga bulan sebelumnya sebenarnya saya sudah menyerah karena tiket kereta di tanggal yang saya inginkan sudah habis. Kebayang syoknya saya. Satu-satunya opsi transport yang terjangkau kantong sudah melayang. Terjangkau kantong ? Yeeepp... kan sudah jadi kebiasaan kalau lebaran pasti harga tiket transportasi apapun bisa naik sampai 3x lipat, dan kereta api adalah yang paling terjangkau.
Walaupun sudah ada penambahan gerbong, tapi tetap saja saya kalah cepat. Sedih? Buwanguwet....
Kangen sama keluarga dan keponakan-keponakan sudah polll banget, jadi mulai digencarkanlah perburuan ticket transport yang lain.
Alternatif kedua adalah tiket Bus, tapi ketika saya hubungi agen ada saja alasan yang diajukan sehingga menyulitkan saya yang memang butuh kepastian dapat tiket tanggal berapa untuk nantinya jadi dasar pengajuan cuti.
"Harga dari PO belum turun Teh. ntar puasa dapet dua harian lah"
well, oke .. masih bisa diterima...
Dua hari ramadhan terlalui, saya telepon ke agen, dan inilah jawabannya
"Wah belum keluar atuh harganya, nanti 10 harian sebelum lebaran harga baru keluar. Kalau mau sekarang, mesti DP dulu minim 200rb, biar nanti dibookingin ama kita"
Pikiran langsung lari kenceng, istighfar langsung dikebut bacanya dalam hati biar emosi tertahan dan sambil saya jawab "ok, makasih" langsung saya tutup weh.
Bukannya apa, saudara atasan saya juga kena tipu gara-gara booking duluan seperti itu, di agen yang sama. Pesannya PO. A, pas hari H keberangkatan ternyata diberi tiket PO. B dengan harga yang sama tapi fasilitas yang jauh beda. Saat dicomplaint, mereka dengan sinis menjawab "mau berangkat kagak? kalau mau ya itu, kalau kagak juga kagak nape-nape", dan DP hangus.. (-_-"""") #dooooo....
Akhirnya dengan berat hati saya hubungi ibu-bapak di rumah, "kadose boten saged wangsul malih e bu" -*sepertinya tidak bisa pulang lagi bu.
Sedih banget, tiap dhuha, tahajjud, sholat 5 waktu, sholat sunnah apapun yang saya minta hanya satu "Yaa Rabb, ridhoi hamba untuk mendapatkan tiket apapun yang terjangkau supaya hamba bisa pulang"
Tiga hari kemudian, saya dapat email promo tiket pesawat AirAsia Bandung-Surabaya hanya 299rb. Waaaaahhhh kalap langsung deh sayanya. Dengan bantuan seorang teman kantor (karena koneksi internet di kantor saya waktu itu lambat), akhirnya saya bisa mendapatkan tiket itu, tanpa berpikir bagaimana saya bisa sampai di Bandung untuk take off jam 8 pagi.
Sujud syukur langsung saya, biar lebay tapi saya memang bersyukur banget. Dan cuti bisa diajukan tgl 29 Juli.
Mulai saya hunting penginapan murah di dekat airport dan akhirnya dapatlah sebuah dormitory seharga 100rb per malam, terjangkau to dan kondisinya bersih, rapi, bisa dibayangkan karena ini kelasnya bule, finally booked. (*sujud syukur lagi huehehe)
Browsing rute untuk menuju ke penginapan, tanya kanan kiri, dan sehari sebelum berangkat dapat info rute termudah, gotcha. (*sujud syukur lagi xixixi)

Dimulailah perjalanan saya menempuh rute baru menuju kampung halaman yang jauh lebih kota dibanding tempat merantau saya ini. huhuhuhu maaf..that's true..
Mulai dari naik Bus Primajasa ke Pasteur, oper angkot ke Pasir Kaliki via Ciroyom. Terjebak, saya terhimpit di antara keranjang ayam dan Pasar Ciroyom di bagian luar angkot, persamaannya adalah..keduanya beraroma luarrr binasaaa...
"Subhanallah Teteeehhh, luar biasa aroma Pasar Ciroyom, nampol abis, mana saya kejepit keranjang ayam lagi..wkwkwk lengkap sudah", begitu bunyi sms saya ke Teh Nenden, istri teman kantor saya yang juga sebagai penunjuk rute saya.
Jawabnya, "Ihhh, mbak mah, kalo ke Bandung dan belum menghirup aroma Ciroyom, asa kurang afdol, hahaha. Tapi itu yang bikin orang kangen balik ke Bandung".
Akhirnya lepaslah saya dari jebakan macet dan lain sebagainya, sampailah saya di penginapan, and I was the first guest. So, saya bisa milih bed yang deket jendela, secara saya khan tukang intip. z(^,^)>
Setelah sholat dzuhur, saya tertidur, dan terbangun lagi beberapa saat kemudian karena mendengar suara bisik-bisik, yang saya ketahui setelah mengintip di balik kelopak mata yang masih ngantuk, ah the owner and the next guest..but saha eta? weh sekamar ma bule ternyata.
Kenalan dech, dan saya ketahui pada akhirnya bahwa namanya adalah Phillipa Horlock from South Africa. Dia ramah, teman yang asyik diajak ngobrol, walaupun dia sempat sungkan dan minta maaf karena nyelonong masuk pas saya sedang sholat. Tapi mungkin dia tidak berpendapat demikian tentang saya, secara mungkin dia bingung sekali dengan bahasa inggris saya yang belepotan karena sudah lama tidak rutin digunakan. Dia sempat bertanya apa saya keberatan dengan cara berpakaiannya, tentu saja saya jawab tidak, dia bukan muslim kan, tentu tidak ada aturan yang mengikatnya, saya oke berkawan dengan siapa saja yang penting manfaat.
Hampir maghrib, and it's mean saya mesti siap-siap hunting tempat makanan untuk berbuka dan sekaligus mencari masjid untuk sholat, pamitlah saya.
Kaki saya dan instruksi pak satpam dekat hotel menyarankan saya untuk masuk ke perkampungan di belakang hotel Hilton.
Sampailah saya di sebuah masjid kecil, lebih mirip mushola, dan saya menunggu maghrib dengan baca Quran, dia sahabat saya yang tanpa suara tapi selalu berbicara benar.
Seorang imam yang sudah sepuh mengucap salam pada saya, dan kemudian saya menjawab dan menutup Quran karena Abah Imam sepertinya akan mengajak berbincang. Betul saja, dan kalimat pertama yang ditanyakan "Neng dari Gontor?", saya terkejut dan menjawab bukan. Tapi beliau masih bertanya "Dulu mondok di pesantren mana Neng?", akhirnya saya bercerita bahwa saya tidak pernah mondok karena saya mualaf. Padahal sebenarnya dulu ingin sekali, tapi belum ada izin Allah. "Woh, Abah kira Neng dari pesantren mana kitu, udah lumayan bagus ngajinya" (*kepala langsung melembung)
Percakapan kami berlanjut sampai akhirnya adzan maghrib dikumandangkan, kami melaksanakan sholat maghrib dan setelahnya, Subhanallah, saya urung mencari makanan, karena disana orang-orang shalih tersebut yang menjamu saya dengan banyak sekali makanan untuk berbuka. Dan saya tetap disitu sampai kami selesai sholat tarawih. Saya sempat heran, sekampung bisa ya isinya orang baik-baik semua, ada yang menawarkan untuk menginap di rumahnya, diajak mampir, mau dibawakan oleh-oleh, dll.

Sekembalinya saya ke penginapan dengan membawa sepaket makanan berbuka yang isinya komplit sekali, saya tawarkan untuk berbagi makanan itu pada Phip (*entah benar atau salahkah penulisannya, yang jelas begitulah nama panggilannya), tapi dia tertarik untuk makan tahu goreng saja, itu makanan baru baginya (*kuliner Indonesia memang asyik).
Setelah ngobrol ngalor ngidul, saya memutuskan untuk istirahat, agar besok paginya bangun dengan segar dan siap terbang pulang.
Tapi ternyata saking semangatnya, saya hanya bisa tidur sampai jam 1 dini hari, ya sudahlah bisa tahajjud lebih awal, dan dzikir lebih puas.
Sebelum subuh saya sudah mandi, lanjut sholat subuh dan bersiap-siap untuk berangkat ke bandara.
Iseng dech, bangunin roommate untuk pamitan. huehehe...

Bismillah, taxi yang dipesan sudah datang, check out dan say bubay sama pemilik dorm yang juga ramah banget. Jalanan lengaaaaaang banget...sehingga lancar saja saya sampai di airport, proses check in, ini itu lancar tanpa hambatan, bapak sopirnya juga ramah banget.
Shalawat aja dan tasbih saya baca sepanjang nafas, surprise lagi dari Allah, saya kebagian tempat duduk dekat jendela padahal sewaktu pemesanan saya lupa booking seat, huwaaaaaaaaaaaaaaaa bahagiaaaaaaa bgt penuh syukur, sayang terhalang untuk bisa sujud syukur di situ wkwkwk bisa nge-shoot langit..uyeee

Saat take off tiba juga, excited banget karena sudah tidak sabar bertemu keluarga, walhasil dikit-dikit terharu, lihat indahnya langit yang indah dan cerah.. subhanallah...pingin jerit-jerit saya sambil bilang Allahu Akbar sekeras-kerasnya. Tapi daripada saya dibilang stress, saya alihkan bersyukur pada Allah lewat kalimatNYA, ngaji dech saya sambil nahan air mata yang netes terus (*untung sebelah saya tidur). Sekali lagi, hadiah baru lagi, jadwal yang sekiranya ditempuh 1 jam 15 menit, ternyata tidak sampai satu jam saya sudah menginjakkan kaki di Surabaya. Dan sudah sampai di Malang kurang dari 2 jam. Serangkaian perjalanan yang jauh lebih cepat dan mudah dibanding harus naik kereta ataupun bus malam.

Perjalanan kali ini benar-benar pelajaran berharga sekali buat saya. Seiring doa yang terucap, mengalir deras pula berkah rizqi dan kemudahan dari Allah. Padahal niat hanya bersyukur karena sudah diberi kesempatan untuk bisa lebaran bersama keluarga, tapi masih juga kejutan-kejutan indah itu seketika dihantarkan.
Maha Kaya Allah, Maha Kuasa di atas segalanya.
Semakin hamba mencintaiMU Yaa Rabb, semakin hamba merasa hina jika lalai padaMU.


سبحان الله وبحمده، عدد خلقه، ورضا نفسه، وزنة عرشه، ومداد كلماته

READ MORE >>>

Monday, September 16, 2013

awalnya sibuKepo, akhirnya ...


Nyebelin banget ya kalau ketemu orang semacam ini. Orang yang kehidupannya hanya sibuk update aib orang lain, untuk kemudian disebar luaskan ke sebagian yang lainnya.
Merupakan suatu prestasi yang gemilang baginya jika banyak orang yang terhasut oleh beritanya.
Bahagia terpancar jelas sekali di wajahnya yang puas jika orang menderita malu karena aibnya terbongkar. Wajah dengan senyum menyeringai penuh kebengisan #Ehh (+_+"). Wajarkah? Maaf, menurut saya mereka ini sakit. z(^-^)v

Segala cara dihalalkan oleh sibuKepo ini untuk mendapatkan berita terbaru tentang korbannya. Stalking TL korban, ngintip wall FB, follow blog-nya, dan segala macam sumber berita tentang korban bakalan dijabanin tiap detik.

Geli sekaligus turut berduka dengan jenis orang seperti itu, betapa tidak bermanfaat hidupnya. Apa yang harus dibanggakan? Popularitaskah? Think again deh Nyah, si korban malah jauh lebih populer loh, karena sibuKepo yang follow khan?! See?!

“Eh..Eh...tau kagak sich loe? Ternyata bener dugaan gue khan, lo mah kagak percaya. Tuh si Fatma bunting deeechhhh, kapan kawinnyeee tau-tau udah bengkak. Berjilbab panjang-panjang mah kagak jaminan..kayaknya kemarin itu buru-buru dikawinin mah udah nabung duluan, Tuh ketauan juga, malah banyak yang bejat, mana pernah keliatan bawa laki, ternyata doyan juga”. Padahal si kepo g pernah ngaji sehingga gak tau bahwa yang digunjingkan menikah melalui proses ta’aruf-khitbah-dan nikah yang memang sesuai syariat agama yang bertujuan untuk menjauhkan dari maksiat dan fitnah.

"Mendingan kite-kite nich, bejat mah bejat aja, kagak munafik, segala ditutup ampe engap gue liatnya, tetep aja ujung-ujungnya bejat"
(-_-")a...Jika yang berusaha taat saja masih terbentur sesat, apalagi yang tidak taat, pasti lebih dekat dengan maksiat.

Tanpa disadari umurnya makin habis di tiap helaan nafasnya.
Tanpa dia takut ternyata ajal sudah siap menjemputnya.
Tanpa dia peduli, waktunya sudah habis tanpa sempat terisi.
Sudah terlambat kala menyadari bahwa kantong bekal untuk dipertanggung jawabkan ternyata kosong tanpa isi.
Siksalah yang akan abadi menemaninya.

Bukankah  dalam Islam sudah diajarkan untuk tidak kepo sehingga terhindar dari fitnah dan ghibah?! Aib orang lain yang kita tutup rapat akan berubah ditutupnya aib kita oleh Allah Azza wa jalla di yaumul hisab nanti. Tapi sayang, sebagian dari kita lebih suka  mencibir jika belum ada bukti. Entah mungkin karena merasa terlalu pintar.

"Hadeeeuhhhh, hidup hambar tanpa gossip gyint. Dari situ kita juga belajar kaleee..."
(-_-")#doooo...ini lagi, belajar bukan dengan cara menggunjingkan orang lain juga kali.
Belajar bisa dengan cara menyibukkan diri bergaul dengan orang-orang shalih dan mencontoh akhlaq mereka.
Bergabung dengan majelis ilmu, menghafal Al Quran, mempelajari hadist, yakin dech pasti tidak akan ada sisa waktu lagi untuk sibuKepo yang menyimpang gitu.
Mulai luruskan niat untuk mengejar surga Allah yang kekal.

Yuk, mulai belajar untuk menjadi sebaik-baik manfaat bagi kehidupan yang kita lalui. Sempurnakan akhlaq kita sehingga ridho Allah tidak hanya sampai pada 'boleh mencium wangi surga', tapi juga diridhoi untuk memasuki JannahNYA. Jadilah wanita yang dicemburui bidadari surga.
Disini kita hanya transit di halte dunia, menunggu jemputan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju keabadian.
Semoga bermanfaat dan menjadi pengingat untuk semua, terutama saya sendiri, sebelum terlambat.
READ MORE >>>

Sunday, September 15, 2013

Launching #Yuk, Berhijab, Ilmu dan Bonusnya

On the spot Sisterhood @Launching #Yuk, Berhijab | Ahad, 14 Juli 2013 | Gedung Indosat lt. IV, Jl. Medan Merdeka Barat No. 21, Jekardah



This is one of the unforgettable moment for me.
Acara ini diadakan di minggu pertama bulan Ramadhan tepatnya Ahad tgl. 14 Juli 2013. Berhubung acara kajian bulanan di Masjid Istiqlal yang rutin saya ikuti di-off-kan selama Ramadhan, jadi saya memutuskan untuk mengikuti acara yang lain, yang penting intinya mah saya ngejar ilmu aja.

Kenapa memilih acara ini?
Sebuah ketidak sengajaan bagi saya tapi merupakan tuntunan dan jawaban dari Allah atas pertanyaan saya.
Maksudnya?
Oke, saya ceritain dech.

Berhubung saya juga pelaku online shop dan akan jauh lebih masuk di bidang fashion muslimah, saya juga harus tahu aturan dan cara mainnya. Cara main yang saya maksud adalah aturan-aturan dalam Islam yang mengatur tata cara berbusana, terus terang yang saya ketahui tentang berhijab masih sangat minim, danyang disebut trend berhijab sekarang kok ya agak kebangeten menurut saya, orang jawa bilang "Tetep koyo lepet".
Hal itu yang bikin saya pingin banget tahu dan paham. Bagi saya, jika ingin terjun, jangan setengah-setengah.

Ini yang tadi saya bilang doa saya, berikut cuplikannya :
"Yaa Rabb, kemantapan hati hamba akan jawaban atas istikharah kemarin masih membuahkan tanya, harus darimana hamba mulai? Jika memang kemantapan hati hamba adalah benar dariMU, mohon tuntun hamba ke langkah selanjutnya untuk tidak jadi setengah-setengah karena hamba tidak ingin setengah-setengah masuk surga. Istajid du-aa 'anaa ya mujibassailin"

Sejurus kemudian munculah TL dari Ustadz tentang akan diadakannya launching buku terbarunya, yaitu #Yuk, Berhijab. Saya pikir ini mungkin jawabannya, kilat ya (^-^) dan saya putuskan "Hayuh, ikut we lah".

Setelah perjuangan untuk registrasi, browsing rute angkutan umum untuk menuju ke sana (krn belum tahu rutenya) dan segala macam persiapannya, berangkatlah saya menembus rintik hujan. Perjalanan terbilang sangat lancar, KRD Purwakarta yang biasa ngaret, bahkan bisa sampai di Stasiun Senen lebih pagi. Sopir Bajaj juga dapet yang baek banget.
Sampai sana, sok-sokan kayak yang sudah tahu daerah situ, padahal mah masih celingukan juga, I'm all alone lhoo... dan itu salah satu trik saat and sendirian. (*LOL*)

Sampai lobi depan, mata saya tertuju pada dua ukhti yang duduk di dekat pilar, alarm berbunyi "Aha, calon korban nih", maksud saya calon korban jadi teman saya yang akan saya ajak kenalan. (*stop su'udzon*)
SKSD saya sapa mereka, dan akhirnya saya tahu nama mereka Jeng Inggid dan Jeng Nia (foto-no 1 dan 2 dari kiri). They're very welcome lhoh.
Bertiga kami naik ke lantai IV, menunggu beberapa saat sampai akhirnya hadirlah ukhti ketiga dan keempat yang merupakan rekan dari 2 ukhti sebelumnya. Kenalan lagi donk mwehehe...
Mereka berdua adalah Jeng Fitri (foto-paling kanan) dan Jeng Diah (foto-tengah) lhoh namanya sama? Biasa aja kali, nama bagus ya pasti banyak yang pakai lah..hwohohoho

Dah, back to the launch yak, kami berlima mengikuti sesi penjabaran dari Ust. Felix Siauw yang penuh semangat hingga Bpk. Jamil Azzaini yang sukses banget menggempur emosi audience. Subhanallah, banyak banget ilmu yang dibagikan pada acara itu. Masih di lokasi, otak saya sudah membuat data apa saja yang saya butuhkan untuk mulai mewujudkan mimpi saya.

Selama acara berlangsung, kami berlima makin akrab. Saya memulai sharing pengalaman umum dan akhirnya merembet ke pribadi. Terbuka banget? Iya, karena menurut saya mereka adalah teman-teman yang baik, jadi jangan ada yang mengalami pengalaman yang amat sangat tidak gurih yang menimpa saya. Kami bertukar contact dan saat acara berakhir... say goodbye sambil bilang "Nanti saling contact ya, kapan-kapan ketemu lagi!"
Dan feeling saya rupanya benar dan semoga selamanya benar, mereka memang kawan-kawan yang baik. Terbukti sampai saat ini kami saling berbagi kabar.

That's why acara ini jadi salah satu moment yang berharga buat saya.
Yaa Qarib, Yaa Mujib...
Matur nuwun atas jawaban, tuntunan, ilmu, dan bonusnya.

READ MORE >>>

Didikan Ibu saya tentang hidup rukun



Ngebut banget ya saya bikin postingnya, ya karena 24 jam itu penuh cerita. (^,^)v
Kali ini pingin banget membahas tentang kerukunan yang masuk level kritis menurut saya terutama di urusan agama.
Masing-masing pihak maunya menang sendiri, tapi entah apa yang diperebutkan. Satu pihak merasa lebih baik dari pihak lain, satunya merasa paling sempurna, lainnya merasa lebih benar, dan lainnya lagi merasa lebih besar.
Hampir di semua hal, apalagi kalau sudah menyangkut ke urusan agama, beuh... ujung-ujungnya pasti norak dech. Wis pokok'e, Senggol... Bacok... Padahal bukan masalah agamanya, tapi manusianya.
Bangsa besar ini jadi bangsa yang rapuh, mudah sekali diadu dengan pendangkalan-pendangkalan etika. Sadar ataupun tidak, itu akan mempercepat kehancuran.

Berawal dari pemandangan menyedihkan tersebut, maka saya pingin banget sharing tentang didikan Ibu saya yang sudah lama mau saya bagi pada sahabat sekalian. Ada pepatah bijak yang mengatakan, lebih mudah mencari kutu orang lain ketimbang kutu sendiri, nah alangkah lebih baiknya jika kita cari kutu sendiri dulu, perbaiki diri sendiri dulu sebelum menjadi manusia bermulut keji yang demennya mencaci maki.

Bijak kiranya jika kita tidak menjadi terlalu angkuh dengan merasa menjadi umat yang lebih baik dan kemudian menjadi terlalu sibuk mencari-cari keburukan umat lainnya. Jika merasa lebih baik, maka tunjukkan dengan prestasi, bukan dengan cemoohan, gunjingan, cacian, ejekan, dan sejenisnya.

Perbaiki amal ibadah, banyak mohon ampun atas khilaf diri, sehingga layak mengharap surgaNYA kelak.
Apa yang bisa dibanggakan jika sholat saja jarang, puasa tidak, zakat apalagi, dan ngaji juga sama sekali, haji hanya dijadikan hiasan dibalik kata gengsi.
Ke gereja tidak pernah, paham isi bible pun tidak, boro-boro berbagi kasih dengan sesama lha wong pelitnya tingkat dewa, hanya pamer status sosial saat perayaan hari raya tiba.
Begitu pula dengan penganut agama lain. (nanti terlalu panjang kalau saja jabarkan juga mwehehe)
Lalu yang mana yang bisa dibanggakan dari yang lainnya?
Bukan jadi penyelamat kita kelak di akhirat jika agama hanya sebatas pelengkap data KTP.

Seingat saya dulu di pelajaran Agama dan PPKN, ada bab yang mengajarkan saling menghargai dan menghormati. Jadi apa manfaatnya saling mencaci? (semoga saat pelajaran itu berlangsung semua memperhatikan, tidak ada yang ketiduran, izin ke toilet, dll)

Didikan Ibu saya tercinta :
Silahkan bersahabat dengan siapapun sebatas saling menghormati keyakinan masing-masing, tidak mencampur adukkan ajaran satu sama lain, dan pertemanan itu membawa manfaat.
Kami menunaikan perintah agama kami, dan jangan ikut campur, karena kami tidak pernah ikut campur dalam urusan agama kalian. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu.


Karenanya saya bersahabat dengan siapapun yang tulus, dari etnis manapun, dan dari agama apapun. Bahkan persahabatan itu bukan yang hanya setahun atau dua tahun berlalu, tetapi sudah belasan tahun terjalin.
See, rukun itu indah, damai, dan bahagia.

READ MORE >>>

Saturday, September 14, 2013

Dicemooh Itu Cuma Efek Samping



Saat pertama memutuskan untuk mengawali perubahan alur hidup setelah dibelai ujian Allah yang kesekian, banyak yang mengingatkan saya bahwa hati harus benar-benar dipersiapkan.
Kata Ibu dan Bapak. "Kalau mau bisa renang, jangan hanya belajar di pinggiran. Siapkan diri, berenanglah ke tengah. Tapi biar nggak tenggelam, kamu harus minta didampingi pelatih. Gitu juga hidupmu, mintalah didampingi sama Allah."

Pada awalnya saya tidak begitu mempedulikannya, "halah, lillahi ta'ala, bismillah wae", itu pikir saya. Dalam benak saya hanya ada saya, Allah, dan keluarga saja. Nah, kalau ada yang lainnya, itu saya anggap bonus bantuan dari Allah buat hiburan saya.

Saya mulai rajin ikut kajian-kajian agama di masjid-masjid, seminar keagamaan dan motivasi ini itu, acara sosial sana sini, dan itu semua saya lalukan sendiri hanya di bawah penjagaan Allah.
Kebayang agak serem buat saya yang notabene jarang sekali bepergian ke luar kota, tidak pernah tinggal di luar kota sendirian dalam waktu yang lama, baru merantau ke kota ini, dan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut yang kebanyakan diadakan di luar kota yang belum pernah saya datangi sebelumnya.
Saya harus hunting info jalur angkutan umum, menulis rute, mendata penginapan yang harganya terjangkau kantong, dll.
Saya harus berangkat pagi-pagi sekali, seringnya bareng sama orang baru turun sholat subuh di masjid. Atau malah mesti nyari penginapan sehari sebelum acara karena jaraknya terlalu jauh untuk PP dan demi bisa hadir tepat waktu.
Mulai rajin lagi baca Al-Quran dan mulai berusaha mentadabburi.
Koleksi buku bacaan mulai beralih, dari yang serba duniawi jadi lebih didominasi oleh pasukan penyejuk rohani. I feel more alive.

Nah, seiring dengan mulai rutinnya saya memohon ridho Allah, muncul pula gelagat-gelagat yang kurang cantik dari sekitar. Alarm saya otomtis langsung bunyi.
Ada beberapa (*lumayan banyak sih*) yang awalnya seperti baik banget, mereka menanyakan apa saja kegiatan saya dan dengan senang hati saya ceritakan. Sedikit berharap juga semoga mereka tergerak untuk menjadi lebih baik di jalan Allah.
Kesan pertama seperti mendukung kegiatan yang saya ikuti. Tapi ternyata di belakang saya, itu semua hanya jadi bahan gunjingan, cemoohan, sindiran, dan tertawaan mereka.
Sering saya dapati mereka menertawakan kegiatan saya tanpa mereka sadari saya ada di belakang mereka, di balik tembok, tertegun mengetahui reaksi mereka yang tentu saja tidak saya harapkan.

" Kagak jaminan mau sealim apa juga, doa ampe berbusa, sujud ampe jidat item gegara dijedotin ke lantai, kagak jaminaaaannnnnn. Lagian minta apa coba ampe segitunya?!"
** Mau minta apa juga urusan saya sama Allah. Satu lagi, Jidat saya tidak hitam. (hanya istighfar dan bergumam dalam hati)

"Wah, sorry nich, gue bukan lulusan pesantren, jadi kagak ngarti istilah belibet kayak begitu."
** Bukan lulusan pesantren ya? Sama. Tapi situ muslim sejak lahir khan? Nah, saya malah mualaf. (kali ini langsung jawab karena sedang dalam perbincangan dengan saya)

"Makanya, ngaji sono lu. Tiap hari mabok mulu, maksiat mulu. Hahahahaha... Hidup gue ini, cara gue donk"
** Introspeksi bener saya, dan yakin saya tidak pernah minta mereka melakukan itu, kenal saja tidak, apalagi ngobrol, buat semua pernak pernik perjuangan hidup saya saja 24 jam tuh padat merayap.

"Eh lu kagak ikut yasinan apa, tuh udah ngedengung hahaha..."
** Kasihan banget, udah kenceng, salah lagi, lha wong saya ini lagi ngafalin Ar Rahman (-_-")

Dan masih banyak lagi, tapi karena saya ingat ucapan Ibu-Bapak, kebanyakan saya hanya istighfar, sometimes bilang "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un" dan jadi senyum, "Nggak papa, ada Allah ini. Kalian ngakunya laki tapi beraninya keroyokan, ngelawan perempuan yang cuman seorang ini. Buat lu, gue kagak asyik banget. Tapi buat gue, hanya sama Allah aja udah asyik banget" ----*gas pol kalemnya (^_^)

Dan suatu waktu, tiba-tiba kebaca TL Ust. Fatih Karim :
"Sampaikan karena tugasmu hanyalah menyampaikan! Bersabar terhadap mereka yang gigih mencibir, itulah nikmat di jalan da'wah"

Saya yakin banyak yang mengalami hal yang sama, secara sejak dari zaman Nabi pertama juga sudah seperti itu polanya. So, let it go and don't waste your time to think about them.
Kalaupun DICEMOOH ITU EFEK SAMPING dari kebaikan kita, berbanggalah bahwa kita termasuk yang sedikit, karena hanya sedikit yang beruntung bisa merasakan kebahagiaan dunia akhirat, Insya Allah.

D'QUOTE :
If you have an intention of doing something good, just remember that whatever you do, even if it's good, people will always find something bad to say to you.
So, don't stop of doing all good things, keep on doing the right things.
READ MORE >>>

Jika Cemburumu Keliru




Binar : "Ria, minggu kemarin kamu jadi ke Yayasan Dhuafa itu khan?"
Ceria : " Ah iya Bin, aku lihat prospek yang belum maksimal pemanfaatannya untuk mendukung kelangsungan yayasan itu. Aku belum menggali seluruhnya tentang apa yang belum tepat sama yayasan itu. Sejauh ini sih, aku cuma langsung publish saja ke teman-teman yang nitip amanah untuk diintipin lokasi yayasannya."
Binar : "Kayaknya seru banget ya kamu, sampai-sampai nggak sadar ada yng salah paham dengan kedatanganmu ke sana."
Ceria : "Astaghfirullah al adziim, maksudmu Bin?" (*LangsungSyok*)
Binar : " Iya jadi gini, kamu sempat ketemu sama pengurus disana khan? Nah, ada seorang pengurus aktif di sana yang istrinya adalah temannya teman sekantorku, ribet ya?! Dia salah paham, dikiranya kamu ke sana itu ada maksud sama suaminya, ngapain juga jauh-jauh ke sana kalau nggak ada maksudnya, ngobrol lama banget lagi sama suaminya. Dibela-belain nembus kemacetan demi sampai ke yayasan itu. Gitu deh kurang lebihnya curhatan si istri itu ke temanku."
Ceria : "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Beliau to?! Ya aku ngobrol karena beliau pengumpul dananya. Khan aku juga butuh nanya ini itu dan lain-lainnya, masa iya sih mau bantuin galang dana tapi nggak tahu apa-apa. Ya nggak lucu kali kalau aku melongo doang pas ada orang nanya seputar yayasan itu. Lagi ini juga amanah dari teman-teman pengajian."
Binar : "Udah biarin aja, emang dia lagi korslet itu si Nyonya'nya, katanya sich masih memendam amarah dan dendam karena suaminya pernah ketahuan selingkuh sama banyak perempuan. Jadi dia kayak yang masih belum bisa maafin gitu, secara dia emang tipe orang yang super duper possesif, gaya hidupnya kelampau tinggi, minta apa-apa harus saat itu juga dikasih. Suaminya aja ditekan terus sampai kepojok banget dech kayaknya, sering sakit ini sekarang, nggak fokus sama kerjaan karena digangguin sama istrinya, sepanjang hari ditelponin."
Ceria : "Naudzubillahi min dzalik. Bukannya apa-apa ya Bin, tapi kok ya niat baik disalah artikan kayak gitu. Demi Allah aku ke sana niatku tulus buat anak-anak yayasan, buat masa depan mereka. Aku masih waras kok untuk nggak demen sama suami orang. Andaikata tuduhan beliau tentang suaminya yang selingkuh itu benar, ya aku paham sakit hatinya, tapi kalau toh dia berpegang keyakinan bahwa apapun di dunia ini tidak satupun yang benar-benar miliknya, bahkan daki di kulitnya sekalipun, Insya Allah dia akan ikhlas. Kalau begini aku jadi nggak enak untuk nerusin, sebaik apapun niatku pasti akan disalah artikan. Aku hanya berani bantu mereka lewat publish untuk penyaluran dana saja, nggak berani melanjutkan lebih jauh. Toh sebenarnya wilayah mereka potensi banget kok. Wallahua'lam dech, kalau memang rizqinya anak-anak itu, pasti nggak akan lari kemana."
Binar : "Iya, aku ngerti kamu banget kok, Ria. Udah nggak usah dibawa berat di pikiran. Cukup jadi pelajaran dan pengingat buat kita semua saja."
Ceria : "Siap Sahabatku, Insya Allah. Semoga Allah memberikan ketenangan jiwa buat beliau berdua. Kasihan jadinya."

===***===

Sepenggal dialog di atas sebagai salah satu contoh praktik cemburu yang salah alamat. Seseorang yang terbakar cemburu karena perselingkuhan yang pernah dilakukan oleh pasangannya dan kurang bisa memaknai ujian dalam hidupnya tersebut, biasanya cenderung untuk ngawur dalam menandai korbannya.
Karena merasa sudah pernah dikesampingkan, sehingga ia selalu merasa pada posisi terancam. Siapapun yang berada di dekat pasangannya, entah baik buruk tujuannya, sudah pasti masuk pada kriteria buruk dalam pemikirannya.
Anggap saja sebuah robot yang ter-install untuk mengenali kriteria tertentu, dan kemudian secara otomatis menandai obyek dengan label "ENEMY" dan melakukan eksekusi, "DESTROY".
Ia merasa paling benar sendiri sehingga merasa berhak untuk melakukan apapun untuk membuat salah satu pihak merasa amat sangat berdosa.
Apa yang didapati dengan melakukan hal itu?
Bisa jadi pihak yang merasa tertekan merasa bosan dengan tekanan, menjadi putus asa dan memutuskan untuk pergi saja dengan selingkuhannya (toh itu mungkin lebih menyenangkan dan menenangkan) atau bahkan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Naudzubillah bukan?!
Apalagi sampai membawa pihak lain, seperti yang menimpa Ceria. Dosa fitnah tanpa disadari sudah langsung menempel sebagai bonus.
Efek lain juga menimpa yayasan, yang seharusnya bisa mendapat celah untuk bernafas, saat itu juga kehilangan satu celah walaupun sempit. Memang rizqi sudah Allah atur, tapi kita juga diwajibkan untuk ikhtiar dengan cara yang dihalalkanNYA.

Apa dengan mengintimidasi seperti itu, semua masalah dalam keluarga itu selesai? Ataukah malah semakin runyam?
Bisa diibaratkan jika seseorang dengan badan yang penuh luka dan berdarah, masuk ke kubangan air asam yang pasti akan membuat lukanya semakin perih, tapi memilih untuk tetap berenang di dalamnya dengan segala rasa sakit yang semakin menambah penderitaan, padahal sebenarnya dia bisa memilih untuk mencoba merangkak keluar entah bagaimanapun caranya dan menyembuhkan lukanya. Pada akhirnya dia hanya akan menyadari bahwa dirinya semakin lemah dan akhirnya sirna dalam kesia-siaan.

Cemburu itu juga soal nafsu, tinggal bisa tidaknya kita mengendalikan rasa cemburu itu.
Cemburu itu perlu, tapi tidak dibutuhkan selalu.
Apa pentingnya cemburu jika itu makin menyiksa batinmu?
Apa pentingnya cemburu jika itu malah membuang waktumu hanya untuk mengawasi pasanganmu?
Apa pentingnya cemburu jika itu akan menghalangi gerak pasanganmu dalam mencari rizqi untukmu?
Apa pentingnya cemburu jika itu akan menjadikan pasanganmu sangat tidak berbahagia dengan kehadiranmu?

Menggenggam titipan Allah itu ibarat menggenggam pasir panas yang nyalanya abadi.
Jika terlalu keras, maka tanganlah yang menjadi korbannya, melepuh, terluka, bahkan takkan sanggup menggenggam lagi.
Jika terlalu longgar, maka dia akan menyerobot keluar melalui celah-celah jemari dan tercecer. Mungkin kembali, tapi takkan lengkap dan sempurna lagi.
Genggamlah dengan lembut, resapi rasa panasnya yang menyakitkan dengan keteduhan jiwa, niscaya yang tersisa adalah sekumpulan pasir yang bersinar indah dalam genggaman.

Tak ada satu hal pun di dunia ini yang mutlak dapat kita miliki, kapan diberi kesempatan untuk meminjam dan kapan saatnya mengembalikan adalah sepenuhnya hak Allah.

Semoga bermanfaat, and be wise (^.^)

READ MORE >>>

Ora Ilok a.k.a Pamali (Lampiran)


Berikut lampiran yang udah saya janjikan di postingan sebelumnya, mohon maaf bagi yang kurang berkenan (^.^)
  • Jangan duduk di atas bantal, nanti bisa bisulan di pantat.
Kebayang nyerinya ya, mwehehehe. Bantal sejatinya adalah tempat kepala diistirahatkan dalam tidur. Dan kepala adalah tempat tinggal hidung yang jaraknya nggak akan jauh dari bantal. Pantat rawan dengan keluarnya sesuatu, baik berupa gas maupun yang lainnya. Jika yang duduk adalah orang yang jorok, tidakkah itu akan meninggalkan aroma pada bantal anda?! (*tidakuntukdijawabtapicobaresapiaromanya -*LOL*) 
  • Jangan duduk di atas meja. Ora Ilok!
Meja adalah tempat makanan, ataupun alat dan aksesoris apapun yang ditata sedemikian rupa sehingga indah. Jika diduduki, besar kemungkinan barang-barang tersebut akan tersenggol, jatuh, pecah, dan tumpah berantakan. Terlebih jika meja saji makanan, tegakah memakan makanan yang letaknya di dekat pantat? (*tidakuntukdijawabtapibayangkandanresapi*)
  • Jangan berdiri di tengah pintu, akan mudah kerasukan setan.
Tentu saja dilarang, karena akan mengganggu orang yang lalu lalang melewati pintu tersebut.
  • Jangan merendam cucian (alat dapur/alat makan/pakaian, dll) sampai semalaman, nanti dikencingi setan.
Sesuatu yang terendam air terlalu lama bisa menimbulkan bau yang kurang sedap. Jika tempat cuci piring ada di dalam rumah (-seperti pada design perumahan sekarang), maka bisa dipastikan istirahat anda akan terganggu oleh bau yang kurang sedap tersebut.
Jika di luar, bisa jadi dikencingi tikus, airnya diminum kucing liar, atau bahkan ada hewan yang masuk ke dalamnya, sedangkan kita tidak tahu ada zat apakah yang terkandung dalam badan hewan-hewan tersebut, walaupun nantinya dicuci lagi. Jorok? Ya iyalah...
  • Jangan memancing ikan atau membunuh binatang saat istri sedang hamil, anak bisa terlahir cacat seperti keadaan ikan atau hewan yang terbunuh.
Tentu saja ini larangan untuk yang memancing hanya sekedar have fun dan hobi saja, bukan sebagai mata pencaharian. "Wah udah hobi ini, sulit banget diilangin, seru aja liat ikan ngegelepar gitu ahahaha. Apalagi kl dah dapet yg guwodeeeeee banget. Kepuasannya tak tergantikan." #Aih (-_-") orang sakit.
Ikuti saja larangan orang tua, lebih baik juga jika tidak menyiksa makhluk hidup saat istri sedang hamil. Apalagi mancingnya bayar, mendingan ditabung buat persiapan persalinan atau kebutuhan si jabang baby atau juga keperluan mendadak sehubungan dengan kondisi kehamilan. Ganti saja dengan banyak-banyak mengaji dan beribadah mohon perlindungan Allah.
Orang jawa bilang, "wong mbobot ki nyonggo wadi" (-orang hamil menanggung aib). Artinya jika kita tidak berhati-hati, mungkin saja jabang baby tidak lahir seperti yang diharapkan.
Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Jika ingin ikan, beli saja di pasar. Ingat, larangan ini tidak untuk yang bermata pencaharian sebagai nelayan karena beliau-beliau ini tidak bertujuan untuk have fun, hobi, atau sekedar puas melihat ikan menggelepar.
Yang penting tawakal dan perbanyak doa aja.
  • Jangan mengambil makanan saat orang tua belum mengambil dulu, kuwalat!
Hal ini dilakukan bukan semata-mata karena orang tua gila hormat atau tidak mau mengalah ke anak atau takut kehabisan (astaghfirullah al adzim) tapi karena tujuannya adalah untuk memberi contoh kepada anak-anaknya bagaimana cara mengambil makanan yang benar, adab makan yang baik, serta mengajarkan anak untuk tahu menghormati orang tua.

  • Jangan membuka mulut saat menguap dan tutup dengan tangan, bisa kemasukan setan! 
Nah, kalau ini ada hadistnya, seperti yang saya kutip dari kitab Fiqih Wanita. Dari segi orang awam, tentu saja menguap selebar-lebarnya dengan judul "Kudanil Style" ini tidak santun, tidak cantik, belum lagi kalau bau mulut. Hiks joroks dech.
Dari segi agama, saya pernah baca sebuah hadist menyatakan "Apabila salah seorang di antara kalian menguap, maka hendaklah dia menahan dengan tangannya pada mulutnya, karena setan itu akan masuk" (HR. Muslim) - dikutip dari Al-Jamii' fii Fiqhi An-Nisa' - Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah.
  • Jangan menyisakan makanan di piring masing-masing, ambil secukupnya, nanti bisa nangis kalau tidak habis dimakan!
Pesan ini diajarkan semata-mata untuk lebih mengingat bahwa ada orang lain yang tidak bisa makan seenak makanan kita, bahkan mereka kekurangan makanan. Juga untuk menumbuhkan rasa menghargai jerih payah para petani untuk bercocok tanam agar bisa dinikmati semua orang. Walaupun kita bisa membayar hasil mereka, tetapi kita tidak akan bisa membayar ketelatenan mereka. 
 
  •  Makan mulai dari sisi yang terdekat dengan badanmu, jangan diaduk, kececer dimana-mana bisa dimakan setan.
Secara awam, jika makan kita tidak tertib, tentunya akan berantakan kemana-mana, kotor, dan jorok.
"Berkah itu turun pada bagian tengah makanan, karenanya makanlah dari tepi wadah makanan tersebut dan jangan mengambil dari tengahnya". (HR. Dawud dan At-Tirmidzi)
  • Keluar masuk pintu harus selalu ditutup pelan-pelan, nanti malaikat nggak mau masuk ke rumah.
Coba hitung berapa kali dalam sehari kita membuka dan menutup pintu?! Berapa besar tenaga yang kita keluarkan untuk membuka handle dan menutup engsel dengan keras? Bandingkan dengan daya tahan handle dan engsel itu untuk menahan hantaman yang kuat tersebut! Bagaimana dengan suara ribut yang dihasilkannya?



  • Minum seteguk demi seteguk tiap nafas, jangan kayak kuda, nanti ditemani setan.
Aturan orang awam selalu berhubungan dengan tidak sopan, tidak cantik, tidak anggun, tidak santun, so sudah pasti tahu arah kelanjutannya khan?! Maka, baiknya langsung saja saya kutip dari hadist tentang adab minum ini.
Dari Ibnu Abbas r.a dia menceritakan, Rasulullah SAW bersabda : "Janganlah kalian minum dengan satu kali nafas seperti minumnya keledai, tetapi minumlah dua atau tiga kali, dan baca Bismillah jika kalian hendak minum, dan Alhamdulillah jika telah selesai melakukannya." (HR.Tirmidzi)

READ MORE >>>

Ora Ilok a.k.a Pamali



Assalamu’alaikum wr wb..

Yang akan saya ulas kali ini mungkin agak aneh ya? So, baca sampai akhir ya biar g aneh lagi (^ʊ^*).

Berangkat dari keprihatinan dan kepedulian saya atas keluhan dari orang tua sahabat-sahabat saya maupun orang tua saya sendiri terhadap cara didik kebanyakan orang tua modern jaman sekarang yang akhirnya membentuk pola pikir anak-anak yang agak kurang sesuai dengan tata krama yg jaman dahulu merupakan hal yang amat sangat penting untuk diajarkan sejak dini, maka terlahirlah postingan ini. #Ehh.

Beberapa orang tua modern yg menghilangkan kata “ora ilok a.k.a pamali” dalam didikannya mungkin akan tidak setuju dengan pendapat saya, and it’s all up to you. Saya hanya berbagi sedikit tips bagaimana cara mempertahankan cara mendidik anda tanpa harus menyakiti penganut didikan kuno yang tak lain dan tak bukan adalah Para Pinisepuh. #Ehh.

“Kalau anak jaman dulu udah dibilangin orang tuanya ora ilok ya wis ndak berani, lhah bocah jaman sekarang kalau dikasih tahu suka mbantah aja, kalau sudah kuwalat (kena batunya*) baru nyesel ndak bisa ditebus dia”

(^-^)a...kurang lebih seperti itulah sejurus omelan yang sering saya dengar. Saya utak atik pernyataan ini demi mencari sebuah jawaban dengan mengamati orang tua saya sendiri. #Ehh (>,<#) Lhoh kok??!. Yup, karena orang tua saya termasuk pendidik dengan cara ini. Daaannn, Yaaayyy....dapat jawabannya...meskipun lama, karena tidak berani bertanya dan andaipun bertanya, pasti  jawaban dari orang tua saya adalah, “udah kalau orang tua bilang ndak boleh ya jangan ngeyel”. Hwahahaha

Baiklah, mari kita mulai. Kenapa orang tua jaman dulu selalu mendidik anaknya dengan menggunakan embel-embel kata “ORA ILOK ATAU PAMALI” dan selalu dikaitkan dengan hal-hal yang menakutkan?

Sederhana, krn anak kecil belum paham penjelasan, yang mereka tahu hanya boleh dan tidak boleh. Bahwa jika tidak nurut maka jadi teman setan dan setan itu amat sangat menakutkan, sebaliknya bahwa jika nurut maka dapat hadiah permen .......... sebutir.  #Aihh, imut banget ya (*¬ ˽¬)

Ambil contoh kalau makan sambil tidur, nanti keluar tanduknya atau bahkan ada yg bilang bakalan jadi ular.
Pernah dengar?
Coba kalau dijelaskan bahwa proses pencernaan yang terjadi tidak akan sempurna, asam lambung naik, akan ada sensasi terbakar, frozenliver dan lainnya, apakah anak akan mengerti dan paham? Yang pasti akan timbul pertanyaan berikut:
- Pencernaan itu apa Ma?
- Proses itu apa?
- Asam lambung? Naik? Kebakar? Aku kok g kerasa ya? Ada api Ma?
- Pozenlipel apa tadi?

Woiyoooo panjang khan, bisa jadi para ibu lupa gorengan tempenya, telat nyuci baju, tidak sempat jemur cucian sudah hujan, dsb dsb. Jika pertanyaan tersebut dihibahkan kepada para Bapak, besar kemungkinan mereka akan terlambat terus berangkat kerja, lupa nyuci mobil, lalai cukur jenggot dan cs-2nya. (*lebay yayay*)

Atau pertanyaan yang sering diajukan kepada ulama-ulama dlm byk kesempatan, jika rambut akhwat rontok, maka harus dikumpulkan, dicuci, dan dikubur karena nanti setiap mili bagian tubuh kita akan menjadi saksi.
Apakah benar seperti itu?
Jika dijawab dengan dalil, memang  tidak akan ada yg mendasari aturan tersebut. Tetapi akan coba saya bantu menjabarkannya.

Rambut yg rontok akan tercecer dimana-mana, berserakan, pasti akan memberi kesan jorok serta kotor.
Pada masa dulu bahkan mungkin masih terjadi saat ini, hal-hal syirik berbau mistis masih kental berbaur dalam kehidupan masyarakat, dan rambut dipercaya sebagai salah satu media untuk mengirimkan hal jahat kepada pemiliknya.
    Note : Terlepas dari benar atau tidaknya, karena setiap kejadian pasti berlaku atas izin Allah dengan tujuan untuk mendidik atau menguji keimanan dan ketaqwaan umatNya, wallahua’lam.

Lagi jika hal tersebut menimpa seorang ahli masak atau petugas dapur keluarga alias ibu, lalu masuk ke masakannya, tegakah untuk memakannya? Coba dijelaskan yang sebenarnya, pasti ndak akan nurut dan pasti nuntut “Mana buktinya?”

Nah larangan-larangan sederhana untuk mendidik anak tersebut, sekarang ini pasti sudah banyak ditinggalkan. Disebut kolot, udik, g jelas, g ada dalil, dll. Bijakkah orang tua mengatakan hal tersebut sebelum mengkaji penyebabnya. Jangan seperti kacang lupa kulitnya, gak ada yang tua pasti juga gak akan ada yang muda.

Alangkah baiknya jika kita ikuti saja apa kata mereka, selama itu tidak merugikan kita dan tidak melenceng ke arah syirik.
Semua aturan kuno itu bisa dilogikakan dan punya tujuan mulia untuk mengajarkan tata krama, tinggal kita yang lebih berusaha berpikir untuk menjabarkannya.

Dengan menjadi penurut, pasti orang tua juga akan senang bahkan bangga. Suasana keluarga juga rukun, damai, jauh dari perang dingin seperti yang lazim kita lihat saat ini. Seolah-olah di depan rumah sudah terpancang spanduk besar bertuliskan “Saksikan pertandingan Semi Final antara Menantu vs Mertua, jadilah saksi sejarah perebutan gelar kejuaraan ini! ”.#Dooooooohhhhh. Menyenangkan orang tua itu berpahala kok, coba saja tanyakan pada para ulama. Tidak akan ada yang memperbolehkan berkata kasar pada orang tua, apalagi berperilaku menyakitkan mereka. Jangan berkata-kata yang membuat mereka kecewa.

Orang Jawa bilang “ojo marai gelane wong tuwo(-jangan membuat orang tua kecewa)” dan pasti diikuti dua suku kata “Ora Ilok !”. Ghagagagag..
“Ojo nganti wong tuwo ki kewetu omong (-jangan sampai orang tua mengeluarkan omongan/kutukan)”.
Serem khan, masih ada yang mau?

Doa orang tua itu manjur, ridho orang tua jadi alasan ridho Allah. Ini juga yang menurut saya menjadi alasan larangan mereka berbuah kenyataan, even itu jelek. Karena sebab dilarang memang untuk menghindarkan dari keburukan, betul apa betul?

 Ini kalimat sakti yang biasa saya pakai ke keponakan dan ke anak siapapun saat ortunya kewalahan ngasih penjelasan, dan mungkin bisa Sahabat gunakan saat anak-anak belum waktunya mendapat penjelasan, “Nak, turuti saja dulu Ibu (/Mama/Bunda/Mommy/Umi/Tante), belum waktunya dijelaskan karena pasti ndak akan ngerti, suatu saat ada dan pasti tiba waktunya Ibu menjelaskan padamu.”

Be Wise dan tegaslah, ciptakan generasi yang mengerti dan menjalankan tata krama yang baik karena aturan-aturan tadi juga ditujukan untuk mendidik tata krama. Tata krama hubungannya sangat dekat sekali dengan rasa malu. Sebagaimana sering kita dengar, pakaian muslim dan muslimah adalah malunya. Kalau sudah tidak punya tata krama, maka bisa disama artikan dengan sudah tidak tahu malu.

Beberapa contoh Ora Ilok dengan penjabarannya saya lampirkan pada postingan terpisah ya, coba klik disini. Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan seputar hal ini, sila email saya atau follow twitter baru saya di @dyayuningrum (twitter yg lama sudah tidak dipakai lagi). Insya Allah atas izinNya akan saya coba menjawab.

Jazakumullah khairan katsiiran.

Wassalamualaikum wr wb.
READ MORE >>>

Friday, September 13, 2013

Be Tough, 'cause everything must have an end




Assalamualaikum wr wb. Semangat Sukses buat semua.
(Posting kali ini diawali dengan repost dari posting saya di www.dapurkeluargakecilku.blogspot.com)
Ternyata lumayan lama juga terkarantina dari blog ini. Maklum, termasuk kaum sok sibuk Ehehehe.
Beberapa bulan sempat dianak tirikan karena mesti full attention sama gempuran ujian ketaqwaan  yang datang silih berganti juga antri berebut untuk diselesaikan dengan indah.
Lalu hibah dadakan project di kantor yg akhirnya membuat saya merasa bergairah sekaligus kecapekan J.
Running these project were really exhausting, and sometimes I was really boring. Why so ? karena project baru ini tidak saya ikuti dari awal, tapi langsung harus turun menggantikan tugas atasan yang drop karena sakit gagal ginjal. Materi yang sejatinya butuh waktu kurang lebih 9 bln, harus tercopy dan terpahami dlm otak serta bisa saya transferkan kembali ke end user  dalam waktu  kurang dari sebulan. Super singkat dan langsung turun ke medan perang, hampir mirip perjuangan antara hidup dan mati #Ehh (^_^”)a .
Menghadapi awak produksi  yang lazim dikenal berwatak keras dan seluruhnya adalah pria. Dengan bermacam latar belakang pendidikan, lingkungan, dan pergaulan sehingga membentuk pola pikir yang beragam pula. You know how hard it is to face them. (>,<”)
Gebrakan meja, bentakan, sampai bantingan pesawat telepon sudah bukan hal yang mengagetkan lagi. Untungnya bukan pesawat terbang yang dibanting ya, kasihan pesawatnya hahay...
Pasti pada mikir, “itu perusahaan apa hutan?”. Well, that’s the truth.
But as the other stories in my life, I always said, “ Keep on spirit, Dear! It must have an end and you’ve been through something harder than just these!”.
Selalu setangguh itukah aku?
The answer is “First of all is a BIG NO”
But how could I through to these?
Simple answer, “Barakallah !!!” J
Selain Allah memberkahi saya dengan orang tua, kedua saudari, dan keponakan-keponakan, serta sahabat-sahabat yg selalu mendukung saya dalam menghadapi goncangan ketaqwaan kemarin, berkah Allah juga mengalir deras pada kesibukan di kantor yang Subhanallah gentingnya, sehingga menguras sebagian besar konsentrasi saya dengan sukses.
Dan yang terpenting adalah kepasrahan jiwa pada Sang Penguasa Kehidupan. Allah Azzawajalla. Yang berkuasa atas dimulainya hidup dan kepadaNya akan berpulang nanti. Pasrahkan saja semua masalah padaNya, niscaya indahlah jalan keluarNya.
 Andai saja saat itu saya larut terpuruk pada masalah pribadi saya dan hanya menyesalkan kebodohan yang sudah saya lakukan, mungkin saya tidak akan mampu merasakan pancingan umpan atas nikmat Allah yg sangat sedikit bila dibanding dengan luasnya jagad raya milikNya. Dan pada akhirnya nikmat itu dibuka lebih lebar.

Sebab bersyukur maka berkah itu semakin mengucur.
Sebab tawakal maka terbuktilah bahwa masalah tidaklah kekal.
Sebab sabar maka hidup semakin bersinar.

Masih pantaskah kita mendewakan “GALAU” ? Walhal Allah tidak memberikan apa yang kita minta karena Allah tahu bahwa tidak akan berakhir baik. Dan saat Allah tidak mengabulkan pinta kita, Allah justru mendatangkan yang jauh lebih indah dan mulia sebagai penggantinya.

Masih pantaskah kita mengiba pada “GALAU” ? Walhal yang digalaukan amat sangat sepele dan tidak sebanding dengan nikmat kesempurnaan yang telah Allah berikan sejak lahir.

Masih pantaskah kita memuja “GALAU” ? Walhal dunia ini sementara, kematian itu menyakitkan, dan akhirat itulah yang kekal. Kenapa tidak menggalaukan dimanakah kita akan kekal, dalam siksaNya ataukah dalam nikmatNya.

Sungguh saya malu karena syukur ini belumlah maksimal.
Sungguh saya merasa hina karena sering lebih khawatir dan takut pada ancaman dunia.

Sahabat, Yuk berhenti menggalaukan yang tidak kekal. Berhenti menggalaukan yang tidak halal. Lebih baik hadapi masalah dengan tegar, tegas, serta tawakal.
Para Nabi, Para Rasul, dan Para Khilafah mencontohkan ketegaran, ketegasan, dan penyerahan diri dalam tawakal kepada Allah SWT di sepanjang kehidupan mereka.
Tidak dengan memotong nadi, minum khamr, makan beling di tempat clubbing, update status seolah-olah manusia paling merana dibandingkan anak-anak yg kelaparan di Ethiopia. Atau juga mendengarkan lagu yang menurut mereka senyawa dan paling mengerti kegundahan mereka, sambil bilang “ hooohhh, ini gue banget, Cint!” dan sejurus kemudian menangis berdarah-darah hanya karena sebuah lagu yang membawa suasana hati semakin merana. #Ehh (-_-*)a.


D - Quotes :
Be tough, ‘ cause Allah has prepared a special gift over your sincerity.
Be tough, ‘cause Allah has had the key of your problems as long as you ask for it.
And Be tough, ‘cause everything must have a beautiful ending as long as you believe in Allah.
READ MORE >>>

Thursday, September 12, 2013

Opening CERETmonial ala halah-halah


Ta daaaaaaaa.............Welcome to my new blog ...(^o^)9
# : Aih Emang kenapa ama yang lama?
Yang lama gak pa-pa, tetap di tempatnya.
# : Emangnya dimana?
# : Trus kenapa gak dijadiin satu aja?
Beda bahasannya, kalo mau dipindahin jadi satu kasihan yang suka mampir kesitu,  dah banyak secret admirer’nya.
# : Idihh PD banget sich, pake Secret Admirer segala
Ya iyalah, ketahuan dari newsfeed ama flag counter, ama google analysis’nya. Mereka rajin mampir, tapi gak pake follow. Hahahaha
# : Eleeeehhhh gitu aja dibanggain, kayak aku donk, followernya banyak (*sombong*)
Kata orang bijak, bukan masalah berapa banyak followermu, tapi berapa banyak manfaat yang sudah kau sebar . Percuma kalo banyak follower tapi gak pernah diampirin #Eehhhh..maap lho Nyah...hahahaha  (=_=”)ԅ-(^^)
# : @*$!(*#@&$#&@#!!!!

Ketampol ama dialog tadi, Nyah? *Eeeeh waduh, maaf lho, sengaja! Hahaha...

Sebenarnya posting ini ditujukan sebagai opening a.k.a launching aja untuk mengawali postingan selanjutnya yang akan mengekor di belakangnya mwehehehe.
Ada beberapa artikel yang saya reposting dari blog lama saya, dikelompokkan disini, biar gak semrawut. Jadi jangan heran apalagi protes kalo kejadiannya sudah lama berlalu tapi baru diceritain.

Yang khusus resep, biarlah bercampur baur dengan bau dapurnya.
Yang khusus sharing uneg-uneg, biarlah terajut dalam untaian berjuta ekspresinya.
Ibarat punya rumah, saya pingin rumah baru yang beda wajah dan fungsi aja.

Thanks to man-teman yang mau sharing problematika hidupnya sama saya, walaupun saya bukan psikolog dan gak pernah kuliah di jurusan itu, serta tanggapan saya kadang dirasa suka saklek to the point landhep mak jleb, ya itulah saya yg mencintai kalian man-temanku.

Greater thanks to my family yang tabah menghadapi keanehan, keisengan, ketidak jelasan saya dalam berekspresi, kehebohan cerita hidup dan segalanya tentang saya.

And The Greatest Thanks to Allah SWT, atas segala baik dan buruknya sikap dan sifat saya. And for blessing me with those dazzling stories in my dazzling days, so I could be this Dazzling Dy (*nurutsayasendiri*)

Selamat menikmati tulisan saya dan semoga bermanfaat, walau sedikit . (=_=”)a
READ MORE >>>

Thursday, September 5, 2013

SORRY FOR DISAPPOINTING


Sorry... Sorry... bener-bener pake banget..
This site is still under construction. Kok lama banget constructionnya...
Hehehe...yes, karena saya suka ngoprak ngoprek template, biarpun sederhana tapi yang penting ada cirinya. Puaaasss jadinya...
So, di sela-sela kerja (maklum masih jadi kuli), saya nyempat-nyempatin buat ngoprek dikit-dikit, itung-itung ngebuang suntuk dan kantuk.
Nah, berhubung ngoprek htmlnya pas lagi ngantuk, jadilah dech yang namanya tragedi, beberapa script ke delete karena gak terasa merem sambil mencet delete. (-_-").
But it's all done kok sekarang. #Yaayy....
Thanks for coming ya..
READ MORE >>>